Minggu, 12 Oktober 2014

TUGAS SOFTSKILL EKONOMI KOPERASI # (1)




Wajah Koperasi Indonesia Saat Ini

Nama :Winda Novitasari
NPM : 19213325
Dosen : Sulastri




Apakah kalian pernah mendengar istilah koperasi? Sebagian dari kalian pasti sudah menegtahui apa itu koperasi, namun bagi yang belum paham, saya akan mencoba membahas mengenai apa itu koperasi dan sesuai dengan judul, saya juga akan memaparkan seperti apa “Wajah Koperasi Indonesia Saat Ini”. Koperasi merupakan suatu badan usaha yang beranggotakan orang-orang,badan hukum atau organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan demi kepentingan bersama. Koperasi berlandaskan pada kegiatan yang berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan dan tolong menolong. Koperasi memiliki anggota yang setiap anggotanya merupakan bagian dari kepemilikan koperasi tersebut.
Koperasi merupakan suatu badan usaha yang berasal dari rakyat. Maksudnya dari rakyat disini ialah karena koperasi umumnya dibentuk oleh suatu kelompok masyarakat biasa yang berkehidupan sederhana dimana dengan kemampuan ekonomi terbatas yang terdorong oleh penderitaan dan beban ekonomi yang sama antar masyarakat, secara spontan bergabung untuk menolong dirinya sendiri dan sesamanya.
Dahulunya, dibentuknya badan usaha ini karena memiliki tujuan untuk membantu orang-orang yang terlibat hutang dengan para lintah darat dengan pemberian bunga yang tinggi. Masyarakat yang memiliki hutang dapat meminjam uang kepada koperasi untuk dapat membayar hutang tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu koperasi memiliki beragam fungsi dan manfaat yang juga bertujuan untuk membantu masyarakat yakni menjual berbagai macam barang kebutuhan, tentu dengan harga yang miring dan dibawah harga pasar sesuai dengan kantong masyarakat yang kurang berkecukupan. Kebutuhan-kebutuhan yang dijual disini bermacam-macam seperti kebutuhan pangan, peralatan bertani (jika koperasi itu berada di desa), alat-alat kantor serta kebutuhan sekolah. selain itu juga, keuntungan yang didapat bisa digunakan untuk kesejahteraan anggota koperasi tersebut.
Jika kalian yang pernah menduduki bangku sekolah, pasti guru kalian selalu mengingatkan untuk membeli alat tulis di koperasi sekolah, karena disamping harga nya yang relative murah, hal ini juga ikut membantu memajukan adanya koperasi. Bagi sebagian sekolah di indonesia pasti selalu disediakannya koperasi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan para siswanya, agar para siswa tidak membeli kebutuhan di luar sekolah.
Saat kita duduk dibangku sekolah dasar, kita tentu pernah mempelajari pelajaran koperasi, misalnya saja Koperasi Unit Desa (KUD) yaitu koperasi pertanian yang menyediakan kebutuhan untuk para petani. Contoh yang lainnya dari koperasi yaitu ada koperasi simpan pinjam, koperasi serba usaha yang saat ini sedang marak dan banyak diminati masyarakat karena kegiatan ekonomi yang dijalankan seperti perkreditan, penyediaan, penyaluran sarana produksi dan keperluan sehari-hari pengelolaan dan pemasaran hasil. Dengan adanya kegiatan-kegiatan tersebut, masyarakat merasa terbantu dengan layanan-layanan yang diberikan koperasi, seperti memberikan pinjaman kepada anggota masyarakat yang terdaftar sebagai anggota.
 Tetapi, walaupun kegunaan dari adanya koperasi itu banyak dan cenderung menguntungkan bagi masyarakat maupun anggota-anggotanya, kini koperasi di indonesia sudah tidak memiliki peminat sebanyak dulu, sekarang masyarakat indonesia lebih memilih untuk membeli kebutuhan mereka di minimarket, supermarket, mall, toko buku, pasar swalayan serta pusat perbelanjaan lainnya. Hal ini tentu sangat wajar, mengingat sungguh mudah kita menjumpai berbagai macam tempat berbelanja di setiap sudut kota bahkan di sepanjang jalan.
Kelebihan dari berbelanja di pusat perbelanjaan juga menjadi alasan tersendiri bagi mereka yang memilih berbelanja disini. Alasan karena lebih nyaman, lebih mudah dan lebih lengkap merupakan alasan yang paling umum. Selain itu, belum lagi kini para pengusaha pusat perbelanjaan semakin pandai memutar otak untuk menarik pengunjung, yaitu dengan mengadakan diskon besar-besaran, bonus, serta hadiah yang menggiurkan, tidak mengherankan  jika masyarakat berbondong-bondong lebih memilih ke tempat modern seperti itu. Fenomena seperti ini sangat sering kita jumpai, apalagi dimasa teknologi yang semakin maju seperti sekarang, rasanya bukan hal yang mustahil jika lama kelamaan dibiarkan, koperasi di indonesia akan semakin terpuruk keberadaannya.
Selain itu, penyebab koperasi gulung tikar saat ini antara lain karena kurangnya perhatian dari pemerintah juga. Ketidak aktifan koperasi saat ini dikarenakan juga kurangnya dana dari pemerintah. Jika saja pemerintah mau sedikit memberikan perhatian pada koperasi dengan memberikan dorongan agar koperasi lebih maju mungkin keberadaan koperasi tidak perlu dicemaskan. Selain itu, minimnya pengetahuan akan koperasi dari pihak masyarakatnya itu sendiri ikut menentukan kemajuan koperasi, karena setiap orang berhak untuk ikut serta menjadi anggota koperasi, dan tidak adanya pembeda akan siapa saja yang boleh berpartisipasi. Semua orang mempunyai hak, namun balik lagi pada pengetahuan yang minim menyebabkan masyarakat kurang memahami arti yang sebenarnya dari koperasi sehingga mereka tidak berminat untuk ikut serta dalam memajukannya, karena masyarakat juga ikut serta dalam menentukan jalannya koperasi.
Sumber daya manusia yang kurang berkualitas juga merupakan masalah yang penting, yang ikut berpengaruh dalam mundurnya koperasi yang berakibat banyak diambil alih oleh pihak swasta. Keadaan koperasi ini mungkin diketahui oleh masyarakat luas tetapi akibat perkembangan zaman dan gengsi, saat ini banyak masyarakat yang lebih memilih membeli sesuatu di pasar swalayan.
Koperasi Indonesia yang semakin memprihatinkan ini disebabkan juga oleh factor manusia. Banyak masyarakat Indonesia yang belum benar-benar mengenal apa itu koperasi dan penerapannya.  Serta anggotanya sendiri yang kurang pengetahuan tentang ini. Hal ini terjadi karena sosialisasi yang kurang optimal. Anggota koperasi biasanya hanya tahu bagaimana melayani konsumen padahal anggota koperasi juga merupakan bagian dari kepemilikan koperasi tersebut. Mereka berhak untuk berpartisipasi dalam memberikan kebijakan dan memberikan saran agar koperasi bisa lebih maju., karena tanpa kerja sama antar anggota, koperasi pun tidak akan ada, seperti prisipnya yaitu kekeluargaan.
Masalah lainnya akibat dari tidak aktifnya koperasi-koperasi di Indonesia adalah cara pengelolaannya yang kurang professional. Sumber daya manusia disini sangat penting untuk kemajuan koperasi. Sebenarnya yang harus dibenahi disini adalah manajemen pengelolaan terhadap anggota-anggotanya juga. Koperasi yang berhasil adalah yang mempunyai anggota dengan sikap yang transparan dan tanggung jawab.
Sebenarnya koperasi secara konsep sudah bagus. Misalnya koperasi konsumsi, merupakan wadah atau perantara bagi usaha-usaha kecil untuk memasarkan produknya dengan memungut ”pajak” yang tidak memberatkan bagi usaha kecil. Sedangkan koperasi simpan pinjam, membantu para anggotanya dalam hal simpan pinjam dana, baik untuk permodalan maupun untuk kebutuhan sehari-hari. Tetapi mengapa koperasi di Indonesia sulit berkembang? Mengapa usaha-usaha yang dikelola oleh pihak swasta seperti misalnya Indomart atau Alfamart bisa lebih maju dibandingkan koperasi? Ada beberapa faktor yang menurut saya menyebabkan itu semua terjadi, yaitu:
1. Faktor Sumber Daya Manusia (SDM)
Sebagian besar koperasi yang ada di Indonesia dikelola oleh pihak-pihak yang kurang profesional, kurang kompeten dibidangnya. Pengurus hanya sebatas “ada” sebagai formalitas tanpa memandang apakah pengurus tersebut mempunyai ilmu dan berpengalaman untuk mengelola sebuah badan usaha sehingga membuat koperasi sulit sekali berkembang ditengah persaingan yang sangat ketat dengan pihak swasta yang semakin menjamur.
2. Permodalan
Ciri-ciri koperasi di Indonesia merupakan kumpulan orang dan bukan kumpulan modal. Jadi, selama ini modal yang ada di koperasi sangat terbatas sehingga rasanya sulit untuk mengembangkan, memutar kembali modal yang ada agar menghasilkan pendapatan lebih yang berguna untuk koperasi itu sendiri. Selain itu, koperasi juga belum bisa bekerjasama dengan bank dalam hal peminjaman modal dikarenakan bank yang masih memandang koperasi dengan sebelah mata. Bukan tanpa alasan bank bersikap seperti itu, kalau kita cermati, memang pengelolaan koperasi saat ini masih buruk, sehingga menyebabkan bank masih belum bisa percaya sepenuhnya untuk memberikan pinjaman kepada koperasi.
3. Mental Pengurusnya
Sejak zaman orde baru, koperasi terlalu dimanja oleh pemerintah. Pada saat itu pemerintah membuat kebijakan bahwa BUMN wajib menyisihkan 5% dari labanya untuk pengembangan koperasi. Ini membuat koperasi maupun pengurusnya bermental lemah, tidak bisa bersaing karena hanya bisa berpangkutangan menunggu dukungan dana dari pemerintah. Dana yang telah didapat pun kurang bisa dikelola dengan baik oleh para pengurusnya untuk menghasilkan sesuatu yang benar-benar menguntungkan. Seperti yang telah dibahas pada poin sebelumnya, hal ini juga merupakan akibat dari sumber daya manusianya yang kurang memadai.
4. Pengawasan
Seperti disebutkan pada poin sebelumnya bahwa koperasi terlalu dimanja oleh pemerintah dengan mendapat kucuran dana terlalu banyak, hal ini juga dibarengi dengan pengawasan terhadap alur jalannya dana tersebut yang sangat kurang bahkan tidak ada karena seringkali dalam pemilihan pengurus, yang terpilih adalah mereka-mereka yang kaya, terpandang, pemuka masyarakat, padahal kalau dilihat dari segi SDM belum tentu mereka memadai dalam pengelolaan koperasi secara profesional. Sedangkan biasanya yang terpilih sebagai pengawas adalah mereka-mereka yang kedudukannya dibawah para pengurus sehingga timbul anggapan bahwa para pengurusnya adalah orang yang dihormati dan hal itu membuat proses pengawasan agak sedikit sulit karena ada rasa sungkan yang timbul.
5. Pengetahuan para anggotanya
Tingkat partisipasi anggota koperasi masih rendah, ini disebabkan sosialisasi yang belum optimal. Masyarakat yang menjadi anggota hanya sebatas tahu koperasi itu hanya untuk melayani konsumen seperti biasa, baik untuk barang konsumsi atau pinjaman. Mereka belum tahu betul bahwa dalam koperasi konsumen juga berarti pemilik, dan mereka berhak berpartisipasi menyumbang saran demi kemajuan koperasi miliknya serta berhak mengawasi kinerja pengurus. Keadaan seperti ini tentu sangat rentan terhadap penyelewengan dana oleh pengurus karena tanpa partisipasi anggota tidak ada kontrol  dari anggotanya sendiri terhadap pengurus.
6. Kesadaran Masyarakat
Dalam membahas perkembangan koperasi yang bisa dibilang dalam masa kritis, kita tidak bisa hanya menyalahkan pengelola atau pemerintah saja, tetapi kita sebagai masyarakat juga harus sadar bahwa kita jugalah yang membuat koperasi semakin terpuruk sekarang ini.  Contohnya saja, zaman sekarang kita lebih suka berbelanja di unit-unit yang dikelola oleh swasta dibandingkan di koperasi konsumsi. Kalau kita cermati, berbelanja di koperasi itu lebih menguntungkan dibanding di unit usaha milik swasta. Mengapa demikian? Di koperasi konsumsi, harga-harga barang lebih murah dari harga pasaran, selain itu, semakin banyak kita berbelanja di koperasi, kita sebagai anggota akan otomatis mendapat SHU yang juga semakin tinggi. Jadi kita pun akan banyak diuntungkan dengan berbelanja di koperasi konsumsi. Selain itu, perkembangan koperasi di Indonesia bukan muncul dari kesadaran masyarakat itu sendiri, melainkan dari dukungan pemerintah, lalu pemerintah men-sosialisasikannya lagi kepada masyarakat.
Menurut saya pribadi, wajah koperasi di indonesia saat ini cukup memprihatinkan karena semakin lama, koperasi mulai dilupakan oleh masyarakat indonesia, jika pada tahun-tahun sebelumnya keberadaan koperasi masih bisa kita temukan di beberapa tempat, tetapi saat ini mungkin sangat sulit menemukan sebuah tempat ataupun daerah yang masih mempertahankan berdirinya koperasi. Kalaupun ada di beberapa daerah, kemungkinan hanya sebagian orang saja yang masih memilih koperasi sebagai sarana membeli kebutuhan. Seperti yang sudah saya sebutkan diatas, faktor keberadaan tempat-tempat perbelanjaan modern lah yang paling banyak menyebabkan kemunduran berdirinya koperasi. Selain itu, tanggapan masyarakat sendiri terhadap koperasi, karena kegagalan koperasi pada waktu yang lalu tanpa adanya pertanggungjawaban kepada masyarakat yang menimbulkan ketidakpercayaan pada masyarakat tentang pengelolaan koperasi.


http://firyalekaagustya.blogspot.com/2012/10/wajah-koperasi-indonesia-saat-ini.html
http://putrisyanirbaya.wordpress.com/2012/10/23/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar