Kamis, 27 November 2014

TULISAN EKONOMI KOPERASI # (11)



Peran Koperasi Dalam Perekonomian Indonesia



Nama : Winda Novitasari

NPM : 19213325
Dosen : Sulastri
 

Pembangunan koperasi mengalami kemajuan yang cukup mengembirakan jika diukur dengan jumlah koperasi, jumlah anggota, aktiva dan volume usaha.
Pada masa sekarang secara umum koperasi mengalami perkembangan usaha dan kelembagaan yang mengairahkan. Namun demikian, koperasi masih memiliki berbagai kendala untuk pengembangannya sebagai badan usaha. Hal ini perlu memperoleh perhatian dalam pembangunan usaha koperasi pada masa mendatang.
Peran koperasi dalam perekonomian Indonesia paling tidak dapat dilihat dari: (1) kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor, (2) penyedia lapangan kerja yang terbesar, (3) pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat, (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta (5) sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor. Peran koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah sangat strategis dalam perekonomian nasional, sehingga perlu menjadi fokus pembangunan ekonomi nasional pada masa mendatang.
Pemberdayaan koperasi secara tersktuktur dan berkelanjutan diharapkan akan mampu menyelaraskan struktur perekonomian nasional, mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional, mengurangi tingkat pengangguran terbuka, menurunkan tingkat kemiskinan, mendinamisasi sektor riil, dan memperbaiki pemerataan pendapatan masyarakat. Pemberdayaan koperasi juga akan meningkatkan pencapaian sasaran di bidang pendidikan, kesehatan, dan indikator kesejahteraan masyarakat Indonesia lainnya.
Sulit mewujudkan keamanan yang sejati, jika masyarakat hidup dalam kemiskinan dan tingkat pengangguran yang tinggi. Sulit mewujudkan demokrasi yang sejati, jika terjadi ketimpangan ekonomi di masyarakat, serta sulit mewujudkan keadilan hukum jika ketimpangan penguasaan sumberdaya produktif masih sangat nyata. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peran koperasi antara lain :
  1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khusunya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
  2. Berperan serta aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
  3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional.
  4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Pada masa ini pembangunan koperasi kurang mendapat perhatian karena koperasi kurang memperlihatkan  kinerja dan citra yang lebih baik dari masa sebelumnya.Keadaan ini merupakan salah satu bukti bahwa komitmen pemerintah masih kurang dalam pembangunan koperasi. Pembangunan adalah suatu proses yang harus berkelanjutan dan tersistem. Pertanyaan berikutnya bagaimana prospek  koperasi  pada masa datang.Jawabannya adalah  sangat prospektif  jika koperasi yang mempunyai jatidiri . Koperasi yang mempraktekkan  prinsip-prinsip koperasi  dalam organisasi dan usahanya. Koperasi sebagai badan usaha, organisasi dan  kegiatan usahanya harus dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip koperasi.Karena prinsip koperasi merupakan garis-garis  penuntun yang digunakan oleh koperasi untuk melaksanakan nilai-nilai dalam praktek seperti
(1) keanggotaan sukarela dan terbuka
(2)  pengendalian oleh anggota secara demokratis
(3) partisipasi ekonomi anggota
(4) pendidikan,pelatihan dan informasi
(5) kerjasama diantara koperasi
(6) kepedulian terhadap komunitas.
Jika Koperasi  mampu mengimplementasikan jati dirinya, koperasi akan mandiri, mampu bersaing dengan kekuatan eonomi lainnya ,mampu memproduksi produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar di dalam dan luar negeri.  Dilihat dari dasar hukum yang tertuang dalam Undang-Undang 1945, Koperasi memperoleh hak untuk hidup dan perkembangan di Indonesia. Koperasi yang sudah dibangun selama ini juga jumlahnya sudah cukup besar. Jumlah ini merupakan aset yang harus dipelihara dan diberdayakan agar dapat berkembang membantu pemerintah untuk memerangi kemiskinan dan menyediakan lapangan kerja. Jika sekarang masih banyak koperasi yang tumbuh belum  mampu mencapai tujuan bersama anggotanya,mereka harus diberdayakan melalui pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk meningkatkan kemampuan memahami  jati diri dan menerapkannya. Disinilah peranan pihak ketiga termasuk pemerintah untuk dapat membangun  mereka mencapai tujuannya baik  sebagai mediator,fasilitator maupun sebagai kordinator.
Dengan demikian pembangunan koperasi perlu diteruskan, karena pembangunan adalah proses, memerlukan waktu dan ketekunan serta konsistensi dalam pelaksanaan,berkesinambungan untuk mengatasi semua masalah yang muncul seperti masalah kemiskinan , jumlah pengangguran. yang  semakin banyak.
Perkembangan koperasi secara nasional di masa datang diperkirakan menunjukkan peningkatan yang signifikan namun masih lemah secara kualitas. Untuk itu diperlukan komiten yang kuat untuk membangun koperasi yang mampu menolong dirinya sendiri sesuai dengan jatidiri koperasi. Hanya koperasi yang berkembang melalui praktek melaksanakan nilai koperasi yang akan mampu bertahan dan mampu memberikan manfaat bagi anggotanya. Prospek koperasi pada masa datang dapat dilihat dari banyaknya  jumlah koperasi, jumlah anggota  dan jumlah manajer, jumlah modal,volume usaha dan besarnya SHU yang telah dihimpun koperasi, sangat prosfektif untuk dikembangkan. Model pengembangan koperasi pada masa datang yang ditawarkan adalah mengadobsi koperasi yang berhasil seperti Koperasi Kredit, Koperasi simpan pinjam dan lainnya  dan Model Pengembangan Pemecahan Masalah sesuai dengan kondisi koperasi seperti  penataan kelembagaan koperasi yang tidak aktif dan koperasi aktif tidak melaksanakan RAT. Untuk memberdayakan koperasi baik yang sudah berjalan dan tidak aktif perlu dibangun  sistem pendidikan yang  terorgniser dan harus dilaksanakan secara konsesten untuk mengembangkan organisasi, usaha dan mampu bersaing dengan pelaku usaha lainnya.Inilah salah satu nilai koperasi yang tidak ada pada organisasi lain yang perlu terus dilaksanakan dan dikembangkan.
Karena pembangunan koperasi adalah proses memerlukan waktu panjang, konsestensi, komitmen  dan kesabaran yang cukup tinggi. Koperasi tidak bisa dibangun dalam waktu singkat dan parsial
Sumber :
https://h0404055.wordpress.com/2010/04/02/peran-koperasi-dalam-perekonomian-indonesia/

TULISAN EKONOMI KOPERASI # (10)



10 Tip Memulai Usaha Kecil dan Meraih Sukses





Nama : Winda Novitasari

NPM : 19213325
Dosen : Sulastri
 

Jika kalian melihat Bill Gates atau Mark Zuckenberg, pasti Anda tergiur dengan kekayaan mereka yang luar biasa. Tapi sadarkah Anda, bahwa mereka juga memulai semuanya dari usaha kecil mereka. Dan tak satupun dari mereka yang menduga bakal mencetak keberhasilan seperti sekarang.

Perusahaan pemula yang berubah menjadi perusahaan sukses bernilai miliaran bahkan triliunan, dalam dunia bisnis tak bedanya dengan pemenang lotere. Meletakkan semua uang Anda dan berharap mendapatkan jackpot, Anda justru bakalan terpuruk.

Berikut 10 aturan untuk memulai usaha kecil. Daftar ini lebih untuk membuat Anda menyadari kenyataan yang ada, ketimbang gila-gilaan mengejar impian terdahsyat Anda dalam berbisnis.

Lebih realistis.
Saat membuat model bisnis, coba lihat ke sekeliling dan cari contoh sukses dari model bisnis yang Anda kehendaki, lalu pelajari. Bila Anda tak dapat menemukan, entah Anda yang luar biasa jenius, atau model bisnis Anda tidak bakal berhasil di dunia nyata.

Jangan menginvestasikan uang sendiri.
Karena kebanyakan bisnis adalah perjalanan yang berisiko, carilah partner. Jadi, jika semuanya tidak berjalan semua rencana, Anda tidak bakal bangkrut karena dana start-up tadi, dan tidak dikejar utang.

Perbudak diri sendiri.
 Jika Anda tidak bersedia bekerja keras, lembur, melupakan keuntungan pribadi dan kesehatan, maka wirausaha bukan untuk Anda. Pada awalnya, Anda pasti tidak akan mampu membayar karyawan, sekalipun karyawan yang murah. Jadi, karyawan Anda, adalah Anda sendiri.

Hargai waktu.
Beri nilai uang pada waktu Anda, misalnya Rp20 ribu perjam. Ini akan membantu saat Anda harus mengambil keputusan: Bila sebuah toko mengenakan biaya Rp10 ribu untuk pengiriman setiap minggu, dan Anda membutuhkan waktu 2 jam untuk pergi ke toko tersebut sendiri, maka bayar terus ongkos kirim dari perusahaan tersebut, karena lebih murah. Ini mungkin bertentangan dengan aturan ke 3, tapi bahkan budak sekalipun juga memiliki nilai ekonomi.

Rekrut karyawan dengan baik.
Tanpa memedulikan ukuran usaha Anda, pada akhirnya Anda akan merekrut karyawan dari luar. Untuk itu, lakukan proses rekrutmen dengan hati-hati, tanpa tergesa-gesa, dan perlakukan hal tersebut sepenting saat Anda memulai usaha. Sangat disayangkan sikap pemilik usaha yang punya visi untuk usahanya, tapi merekrut karyawan yang justru menghalanginya meraih visi tersebut.

Jual kelebihannya, bukan harganya.
Saat Anda memulai usaha, sudah sewajarnya Anda frustasi memasarkannya.Tapi, jika Anda bersaing pada harga, Anda pada akhirnya kan menjual dengan harga pas-pasan atau bahkan di bawah modal. Kuasai keahlian berkomunikasi dengan pelanggan, untuk menjelaskan bahwa harga produk Anda lebih tinggi karena memiliki nilai yang lebih baik.

Ketahui angka dasar.
 Mengetahui berapa banyak uang yang Anda butuhkan untuk menjalani usaha – mulai dari sewa toko, listrik, asuransi karyawan, sampai harga tinta printer, kertas, dan pajak. Lalu bagi semua itu dengan berapa hari dalam setahun Anda akan buka, dan… itulah angka dasar – jumlah minimum pendapatan yang Anda butuhkan setiap hari. Jika Anda tidak pernah berpikir tentang angka dasar, coba pikir ulang.

Gunakan teknologi terbaru.
Teknologi anyar seperti aplikasi dan penyimpaanan data dengan cloud technology sangat murah dan membuat perusahaan kecil dapat bersaing dengan perusahaan besar. Manfaatkan teknologi rendah biaya yang ada di pasaran.

Perlakukan vendor dengan baik.
 Perlakukan vendor dan suplier Anda sebaik mungkin, seperti halnya Anda memperlakukan para pelanggan. Mereka bisa saja memberikan diskon berdasarkan besarnya volume pemesanan Anda, atau bahkan demi menjaga hubungan baik, serta berharap ada peningkatan volume di masa mendatang. Hubungan yang baik membuat mereka juga dapat memahami keterlambatan pembayaran, bahkan memberikan pengiriman gratis.

Jadilah yang terbaik.
 Anda tidak boleh setengah-setengah.Setiap hal yang Anda lakukan untuk klien harus lah yangterbaik. Apapun yang Anda buat dan jual, haruslah yang terbaik. Lakukan itu terus menerus, dan kekuatan word of mouth akan menyebar. 

Sumber :

TULISAN EKONOMI KOPERASI # (9)

Apakah Anda Manajer Yang Efisien

Nama : Winda Novitasari

NPM : 19213325
Dosen : Sulastri

Dalam kamus Bahasa Inggris, efficiency berarti: tepat guna, atau mempertinggi tepat guna. Sedangkan dalam bahasa manajemen efisiensi berarti: Menemukan cara kerja yang tepat guna untuk mencegah pemborosan tenaga, alat produksi, bahan dan modal kerja dalam suatu produksi. Atau dengan kata lain: Menghindari pemakaian tenaga kerja, waktu dan alat-alat produksi serta modal yang sebetulnya tidak diperlukan dalam suatu proses produksi.
Memang dalam praktek, sering kita jumpai seorang Manajer yang memang sanggup setiap kali menyelesaikan suatu tugas manajemen dengan tepat dan berhasil menurut mata orang awam. Tetapi apabila dikaji secara cermat, ternyata dalam pencapaian sasaran tersebut, ternyata sang Manajer terlalu banyak mengorbankan waktu, tenaga, uang dan alat yang sebetulnya dapat ia hemat, tetapi justru dalam praktek sering diabaikan oleh seorang Manajer. “Yang penting tujuan dan sasaran tercapai, soal berapa biaya yang dikeluarkan untuk mencapai sasaran tersebut, bukanlah urusan saya itu urusan bagian Keuangan.”
Wah berabelah kalau Perusahaan mempunyai Manajer dengan sikap dan pandangan yang demikian itu. Seorang Manajer yang baik, haruslah juga seorang “Cost minded manager” yang dalam setiap planning dan operasionil pencapaian sasaran, senantiasa memperhitungkan biaya yang ia keluarkan, agar tercapai suatu efisiensi dan tingkat produktivitas yang tinggi.

Standard Pengukuran Efisiensi

Untuk mencapai suatu efisiensi dalam setiap pekerjaan, perlu kita menanyakan 4 pertanyaan tersebut dibawah ini:
• Mengapa kita melakukan suatu pekerjaan?
• Mengapa kita melakukannya dengan cara begini?
• Mengapa kita tidak dapat melakukannya dengan cara yang lebih baik?
• Apakah orang yang kita suruh mengerjakan pekerjaan itu sudahlah tepat mutu dan jumlahnya?
Untuk menjawab pertanyaan pertama tersebut, tentu saja berkaitan dengan masalah tujuan dan sasaran yang hendak dicapai, maka hendaknya dalam menentukan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai itu, tidak hanya satu sasaran/tujuan saja, tetapi alangkah baiknya sekaligus menentukan 2 atau 3 sasaran sekaligus. Seperti bunyi pepatah : “Sekali dayung dua pulau terlampaui”, sehingga dalam menentukan sasaran ini prinsip efficiency tetap menjadi patokannya.
Sedangkan untuk menjawab dua pertanyaan berikutnya, banyak berkaitan dengan masalah cara kerja, sistim atau methode yang kita pakai, yang banyak sekali dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman sebelumnya, sehingga dapat menemukan suatu cara kerja yang lebih praktis, dan effisien. Misalnya, dulu mesin jahitnya digerakkan secara manual, sekarang dipergunakan dynamo yang dilekatkan pada mesin jahit yang bersangkutan, sehingga volume atau waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan 1 potong pakaian dapat lebih cepat, dan tenaga yang dikeluarkan pun menjadi lebih sedikit.
Masalah yang lebih rumit dan kompleks yang dihadapi seorang Manajer/Pimpinan dalam usaha-nya untuk menciptakan efficiency, adalah yang menyangkut faktor manusianya. Pengalaman dan penyelidikan ilmiah telah membuktikan, bahwa effisiency up to date-nya tidak hanya terletak di alat atau methode/cara kerja yang dipakai, tetapi justru terletak di segi moril dan mental yang tinggi untuk bekerja dengan sungguh-sungguh, dengan senang hati dan tanpa paksaan, atau yang lazim disebut gairah bekerja.
Moril mengandung unsur-unsur perasaan, penilaian sikap serta aktivitas para karyawan terhadap pekerjaan, lingkungan pekerjaan, teman-teman sekerja, suasana kerja serta Pimpinannya secara keseluruhan. Tentu saja juga faktor tinggi rendahnya gaji, fasilitas dan peraturan Perusahaan yang berlaku, juga memegang peranan dalam hal ini.
Sehingga bagi setiap Pimpinan, haruslah selalu tanggap terhadap kebutuhan materiil maupun rohani dari masing-masing bawahannya, seperti teori tingkat kebutuhan manusia yang dicetuskan oleh Maslow, dan senantiasa berusaha agar menciptakan atau menambah “moral dan semangat kerja” yang ada pada bawahan yang bekerja padanya.
Dengan kata lain, untuk terciptanya suatu kepuasan kerja bagi karyawan, maka faktor sikap keterbukaan dan kemauan dari Pimpinan untuk melakukan perbaikan nasib dan kesejahteraan karyawannya, senantiasa merupakan kunci pokok dalam hal ini. Sudahlah pasti merupakan harapan dari semua Pimpinan Perusahaan/Manajer, apabila sudah berhasil mencapai efficiency dalam semua aspek dan proses produksi, lalu berusaha mempertahankan tingkat effisiency tersebut. Tetapi justru efficiency mempunyai satu musuh yang perlu diketahui dan dihindari, yaitu: Rasa cepat puas terhadap apa yang telah dicapai (self sufficiency) dan kehilangan akal ataupun kesedihan (depression). Penyakit tersebut di atas senantiasa menimpa manusia dan menyebabkan kita menjadi berhenti untuk maju lagi, karena sudah merasa puas.
Perusahaan/Manajer haruslah berusaha menghancurkan “self -sufficiency” dan “depression. la harus menjaga agar bawahannya tetap bersikap progresif dan dinamis serta senantiasa merasa tertarik kepada pekerjaan dan selalu berkeinginan untuk mengejar prestasi yang lebih tinggi. Dan obat untuk menyembuhkan kedua penyakit tersebut diatas, justru adalah berusaha mencapai efficiency, sebab bagi orang yang masih mau berusaha mencapai efficiency, berarti ia belum merasa puas atas semua yang telah ia kerjakan, sehingga ia masih berusaha mencari cara kerja yang lebih effisien. Dan bukankah pengertian dan definisi efficiency yang singkat dan sederhana itu, adalah: Menemukan suatu cara yang lebih baik?

Sumber :
Majalah Manajer Edisi Januari 1986.
http://rajapresentasi.com/2009/03/apakah-anda-manajer-yang-efisien/#sthash.g5tJ48W0.dpuf

Apakah Anda Manajer yang Efisien?

Dalam kamus Bahasa Inggris, efficiency berarti: tepat guna, atau mempertinggi tepat guna. Sedangkan dalam bahasa manajemen, efisiensi berarti: Menemukan cara kerja yang tepat guna untuk mencegah pemborosan tenaga, alat produksi, bahan dan modal kerja dalam suatu produksi. Atau dengan kata lain: Menghindari pemakaian tenaga kerja, waktu dan alat-alat produksi serta modal yang sebetulnya tidak diperlukan dalam suatu proses produksi. (Jika Anda ingin mendapatkan slide powerpoint presentasi yang menarik tentang management skills dan business strategy, silakan KLIK DISINI).
Memang dalam praktek, sering kita jumpai seorang Manajer yang memang sanggup setiap kali menyelesaikan suatu tugas manajemen dengan tepat dan berhasil menurut mata orang awam. Tetapi apabila dikaji secara cermat, ternyata dalam pencapaian sasaran tersebut, ternyata sang Manajer terlalu banyak mengorbankan waktu, tenaga, uang dan alat yang sebetulnya dapat ia hemat, tetapi justru dalam praktek sering diabaikan oleh seorang Manajer. “Yang penting tujuan dan sasaran tercapai, soal berapa biaya yang dikeluarkan untuk mencapai sasaran tersebut, bukanlah urusan saya itu urusan bagian Keuangan.”
Wah berabelah kalau Perusahaan mempunyai Manajer dengan sikap dan pandangan yang demikian itu. Seorang Manajer yang baik, haruslah juga seorang “Cost minded manager” yang dalam setiap planning dan operasionil pencapaian sasaran, senantiasa memperhitungkan biaya yang ia keluarkan, agar tercapai suatu efisiensi dan tingkat produktivitas yang tinggi.
Standard Pengukuran Efisiensi
Untuk mencapai suatu efisiensi dalam setiap pekerjaan, perlu kita menanyakan 4 pertanyaan tersebut dibawah ini:
• Mengapa kita melakukan suatu pekerjaan?
• Mengapa kita melakukannya dengan cara begini?
• Mengapa kita tidak dapat melakukannya dengan cara yang lebih baik?
• Apakah orang yang kita suruh mengerjakan pekerjaan itu sudahlah tepat mutu dan jumlahnya?
Untuk menjawab pertanyaan pertama tersebut, tentu saja berkaitan dengan masalah tujuan dan sasaran yang hendak dicapai, maka hendaknya dalam menentukan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai itu, tidak hanya satu sasaran/tujuan saja, tetapi alangkah baiknya sekaligus menentukan 2 atau 3 sasaran sekaligus. Seperti bunyi pepatah : “Sekali dayung dua pulau terlampaui”, sehingga dalam menentukan sasaran ini prinsip efficiency tetap menjadi patokannya.
Sedangkan untuk menjawab dua pertanyaan berikutnya, banyak berkaitan dengan masalah cara kerja, sistim atau methode yang kita pakai, yang banyak sekali dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman sebelumnya, sehingga dapat menemukan suatu cara kerja yang lebih praktis, dan effisien. Misalnya, dulu mesin jahitnya digerakkan secara manual, sekarang dipergunakan dynamo yang dilekatkan pada mesin jahit yang bersangkutan, sehingga volume atau waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan 1 potong pakaian dapat lebih cepat, dan tenaga yang dikeluarkan pun menjadi lebih sedikit.
Masalah yang lebih rumit dan kompleks yang dihadapi seorang Manajer/Pimpinan dalam usaha-nya untuk menciptakan efficiency, adalah yang menyangkut faktor manusianya. Pengalaman dan penyelidikan ilmiah telah membuktikan, bahwa effisiency up to date-nya tidak hanya terletak di alat atau methode/cara kerja yang dipakai, tetapi justru terletak di segi moril dan mental yang tinggi untuk bekerja dengan sungguh-sungguh, dengan senang hati dan tanpa paksaan, atau yang lazim disebut gairah bekerja.
Moril mengandung unsur-unsur perasaan, penilaian sikap serta aktivitas para karyawan terhadap pekerjaan, lingkungan pekerjaan, teman-teman sekerja, suasana kerja serta Pimpinannya secara keseluruhan. Tentu saja juga faktor tinggi rendahnya gaji, fasilitas dan peraturan Perusahaan yang berlaku, juga memegang peranan dalam hal ini. (Jika Anda ingin mendapatkan slide powerpoint presentasi yang menarik tentang management skills dan business strategy, silakan KLIK DISINI).
Sehingga bagi setiap Pimpinan, haruslah selalu tanggap terhadap kebutuhan materiil maupun rohani dari masing-masing bawahannya, seperti teori tingkat kebutuhan manusia yang dicetuskan oleh Maslow, dan senantiasa berusaha agar menciptakan atau menambah “moral dan semangat kerja” yang ada pada bawahan yang bekerja padanya.
Dengan kata lain, untuk terciptanya suatu kepuasan kerja bagi karyawan, maka faktor sikap keterbukaan dan kemauan dari Pimpinan untuk melakukan perbaikan nasib dan kesejahteraan karyawannya, senantiasa merupakan kunci pokok dalam hal ini.
Sudahlah pasti merupakan harapan dari semua Pimpinan Perusahaan/Manajer, apabila sudah berhasil mencapai efficiency dalam semua aspek dan proses produksi, lalu berusaha mempertahankan tingkat effisiency tersebut. Tetapi justru efficiency mempunyai satu musuh yang perlu diketahui dan dihindari, yaitu: Rasa cepat puas terhadap apa yang telah dicapai (self sufficiency) dan kehilangan akal ataupun kesedihan (depression). Penyakit tersebut di atas senantiasa menimpa manusia dan menyebabkan kita menjadi berhenti untuk maju lagi, karena sudah merasa puas.
Perusahaan/Manajer haruslah berusaha menghancurkan “self -sufficiency” dan “depression. la harus menjaga agar bawahannya tetap bersikap progresif dan dinamis serta senantiasa merasa tertarik kepada pekerjaan dan selalu berkeinginan untuk mengejar prestasi yang lebih tinggi.
Dan obat untuk menyembuhkan kedua penyakit tersebut diatas, justru adalah berusaha mencapai efficiency, sebab bagi orang yang masih mau berusaha mencapai efficiency, berarti ia belum merasa puas atas semua yang telah ia kerjakan, sehingga ia masih berusaha mencari cara kerja yang lebih effisien. Dan bukankah pengertian dan definisi efficiency yang singkat dan sederhana itu, adalah: Menemukan suatu cara yang lebih baik?
(Jika Anda ingin mendapatkan slide powerpoint presentasi yang menarik tentang management skills dan business strategy, silakan KLIK DISINI).
Sumber :
Majalah Manajer Edisi Januari 1986.
- See more at: http://rajapresentasi.com/2009/03/apakah-anda-manajer-yang-efisien/#sthash.g5tJ48W0.dpuf